Kamis, 27 Desember 2012



Ingin Awet Muda? Datanglah ke Taman Narmada

I.       Latar Belakang
Pariwisata adalah salah satu sektor pembangunan dengan perkembangan yang sangat pesat ditandai dengan peningkatan jumlah wisatawan dunia serta munculnya berbagai industri pendukungnya. Oleh karena itu, kerusakan lingkungan juga ditenggarai muncul dari pembangunan pariwisata ini sehingga konsep pembangunan berkelanjutan perlu diterapkan dalam pariwisata melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development).
Pariwisata berkelanjutan dipandang sebagai suatu langkah untuk mengelola semua sumber daya yang secara sosial dan ekonomi dapat dipenuhi dengan memelihara integritas budaya, proses-proses ekologi yang mendasar, keragaman hayati, dan unsur-unsur pendukung kehidupan lainnya”.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka pariwisata dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan potensi ini di dasari bahwa pariwisata merupakan sektor yang lebih menekankan pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata.
Di Pulau Lombok, terutama Kabupaten Lombok Barat, obyek wisata didominasi oleh peninggalan Kerajaan Karangasem di Bali yang memperluas wilayah kekuasaannya dengan membuat taman yang indah, seperti Taman Mayura dan Taman Narmada. Oleh sebab itu pengaruh Hindu banyak mewarnai peninggalan obyek wisata di Lombok.
Taman Narmada merupakan taman yang dijuluki sebagai Kota air, karena di dalam Taman Narmada ini terdapat sumber mata air yang berasal dari wilayah sebelah atas, yaitu Suranadi dan Sesaot. Aliran air dari sumber mata air ini tak pernah surut yang menjadikan mata air di sana tidak kunjung henti mengalir dan menjadi simbol mata air abadi (tirta amerta).
II.    Pembahasan
Sebuah tujuan wisata bak surgawi berupa taman tetirah keluarga kerajaan, sekaligus tempat suci penyelenggaraan aktivitas religi yang unik dan amat tenteram dengan panorama Gunung Rinjani yang eksotis yang berada di Taman Narmada, Lombok Nusa Tenggara Barat.
Kalau Kota Yogyakarta memiliki Tamansari sebagai tempat wisata yang merupakan taman kerajaan atau pesanggrahan bagi kerabat Keraton Yogyakarta, di Lombok juga terdapat sebuah taman serupa yang disebut dengan Taman Narmada. Taman Narmada ini dahulu kerap dipakai sebagai tempat peristirahatan keluarga raja dan sebagai tempat suci bagi umat Hindu dalam mengadakan upacara adat Pekelem.
Taman Narmada dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, yakni Anak Agung Ngurah Karangasem. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu.
Penggunaan air di dalam Taman Narmada ini memberikan kita satu pelajaran penting yaitu bagaimana seharusnya kita menggunakan air secara baik dan benar, karena sitem penggunaan air yang ada di taman Narmada ini adalah sistem yang sangat bagus dimana penggunaan mata air alami yaitu mata air yang selalu mengalir sepanjang zaman tanpa harus merusak ekosistem yang ada.
Jika dalam pembangunan kepariwisataan menggunakan sumber daya secara bijak itu berarti bahwa salah satu indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan dapat terwujud. Sebab, air merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pembangunan kepariwisataan terutama untuk pariwisata berkelanjutan “sustainable tourism development”.
Salah satu upaya yang sangat menarik guna menggunakan air secara bijak adalah bahawa ternyata air itu bisa bikin awet muda selain air itu sebagai salah satu sumber kehidupan. Di samping itu juga di Taman Narmada ini adalah sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi, dan Narmada.
Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda.
Sebagai bangunan tua dan bersejarah, Taman Narmada tidak lepas dari mitos. Mitos yang berkembang di sana dan dipercaya sebagian orang adalah khasiat awet muda dari mata air di dalam kompleks taman ini.
Taman Narmada memang dipenuhi dengan kolam, parit, dan pancuran. Air ini mengalir sepanjang hari tanpa kenal henti. Di beberapa lokasi, air dijatuhkan menjadi pancuran. Pancuran itu sering dimanfaatkan pengunjung untuk membasuh muka dan cuci tangan.
Air yang melimpah dan bening ini memang mengagumkan. Tidak heran jika berkembang mitos bahwa yang mandi atau sekadar membasuh muka dan dari taman ini dipercaya akan awet muda karena kondisi airnya yang sejuk dan bening belum tercemar polusi.
Boleh jadi air yang berasal dari Pegunungan Rinjani ini mengandung banyak mineral yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Mineral-mineral ini akan membantu menunda penuaan dini dengan memberikan efek pelembapan. Apalagi dengan meminum air yang kaya mineral, selain merupakan cara yang ampuh menunda proses penuaan, berkhasiat menjaga kesehatan.
Jadi, kalau ingin awet muda, murah saja. Cukup dengan membayar empat ribu rupiah, rahasia awet muda sudah "diperoleh" tanpa perlu banyak membuang uang di tempat-tempat berlabel beauty care. Saat berkunjung ke Taman Narmada di Lombok, sempatkan diri menikmati kesejukan airnya atau minimal basuhlah muka kita dengan air di lokasi ini.
III. Kesimpulan
Dalam upaya pembangunan pariwisata berkelanjuta “sustainable tourism development” harus memperhatikan kualitas serta penggunaan air yang baik dan benar seperti halnya yang digunakan di dalam Taman Narmada tersebut dimana penggunaan air alami zaman tanpa harus merusak ekosistem yang ada.
Penggunakan sumber daya alam (SDA) secara baik dan bijak itu sangatlah penting guna menjaga kelestarian lingkunagan yang lebih baik agar keadaan alam selalu seimbang sekaligus sebagai salah satu langkah antisipatif dari bencana alam yang mungkin saja terjadi.
 Dengan pemanfaatan seumber daya alam termasuk air secara tepat merupakan salah satu indikator terpenting pengembangan pariwisata berkelanjutan dapat terwujud, karena air merupakan salah satu hal terpenting dalam pembangunan kepariwisataan.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar