Ingin Awet Muda? Datanglah ke Taman
Narmada
I.
Latar Belakang
Pariwisata adalah salah satu sektor pembangunan
dengan perkembangan yang sangat pesat ditandai dengan peningkatan jumlah
wisatawan dunia serta munculnya berbagai industri pendukungnya. Oleh karena
itu, kerusakan lingkungan juga ditenggarai muncul dari pembangunan pariwisata
ini sehingga konsep pembangunan berkelanjutan perlu diterapkan dalam pariwisata
melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism
development).
Pariwisata berkelanjutan dipandang sebagai suatu
langkah untuk mengelola semua sumber daya yang secara sosial dan ekonomi dapat
dipenuhi dengan memelihara integritas budaya, proses-proses ekologi yang
mendasar, keragaman hayati, dan unsur-unsur pendukung kehidupan lainnya”.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka pariwisata
dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Apalagi pengoptimalan potensi ini di dasari bahwa pariwisata merupakan sektor
yang lebih menekankan pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi
kawasan wisata.
Di Pulau
Lombok, terutama Kabupaten Lombok Barat, obyek wisata didominasi oleh
peninggalan Kerajaan Karangasem di Bali yang memperluas wilayah kekuasaannya
dengan membuat taman yang indah, seperti Taman Mayura dan Taman Narmada. Oleh
sebab itu pengaruh Hindu banyak mewarnai peninggalan obyek wisata di Lombok.
Taman
Narmada merupakan taman yang dijuluki sebagai Kota air, karena di dalam Taman
Narmada ini terdapat sumber mata air yang berasal dari wilayah sebelah atas, yaitu
Suranadi dan Sesaot. Aliran air dari sumber mata air ini tak pernah surut yang
menjadikan mata air di sana tidak kunjung henti mengalir dan menjadi simbol
mata air abadi (tirta amerta).
II. Pembahasan
Sebuah
tujuan wisata bak surgawi berupa taman tetirah keluarga kerajaan, sekaligus
tempat suci penyelenggaraan aktivitas religi yang unik dan amat tenteram dengan
panorama Gunung Rinjani yang eksotis yang berada di Taman Narmada, Lombok Nusa
Tenggara Barat.
Kalau Kota
Yogyakarta memiliki Tamansari sebagai tempat wisata yang merupakan taman
kerajaan atau pesanggrahan bagi kerabat Keraton Yogyakarta, di Lombok juga
terdapat sebuah taman serupa yang disebut dengan Taman Narmada. Taman Narmada
ini dahulu kerap dipakai sebagai tempat peristirahatan keluarga raja dan
sebagai tempat suci bagi umat Hindu dalam mengadakan upacara adat Pekelem.
Taman
Narmada dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, yakni Anak Agung Ngurah
Karangasem. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang
dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata
Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh
umat Hindu.
Penggunaan
air di dalam Taman Narmada ini memberikan kita satu pelajaran penting yaitu
bagaimana seharusnya kita menggunakan air secara baik dan benar, karena sitem
penggunaan air yang ada di taman Narmada ini adalah sistem yang sangat bagus dimana
penggunaan mata air alami yaitu mata air yang selalu mengalir sepanjang zaman
tanpa harus merusak ekosistem yang ada.
Jika dalam
pembangunan kepariwisataan menggunakan sumber daya secara bijak itu berarti
bahwa salah satu indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan dapat
terwujud. Sebab, air merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pembangunan
kepariwisataan terutama untuk pariwisata berkelanjutan “sustainable tourism
development”.
Salah satu
upaya yang sangat menarik guna menggunakan air secara bijak adalah bahawa
ternyata air itu bisa bikin awet muda selain air itu sebagai salah satu sumber
kehidupan. Di samping itu juga di Taman Narmada ini adalah sebuah bangunan yang
disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan
merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi, dan
Narmada.
Karena
mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata
air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang
meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda.
Sebagai
bangunan tua dan bersejarah, Taman Narmada tidak lepas dari mitos. Mitos yang
berkembang di sana dan dipercaya sebagian orang adalah khasiat awet muda dari
mata air di dalam kompleks taman ini.
Taman
Narmada memang dipenuhi dengan kolam, parit, dan pancuran. Air ini mengalir
sepanjang hari tanpa kenal henti. Di beberapa lokasi, air dijatuhkan menjadi
pancuran. Pancuran itu sering dimanfaatkan pengunjung untuk membasuh muka dan
cuci tangan.
Air yang
melimpah dan bening ini memang mengagumkan. Tidak heran jika berkembang mitos
bahwa yang mandi atau sekadar membasuh muka dan dari taman ini dipercaya akan
awet muda karena kondisi airnya yang sejuk dan bening belum tercemar polusi.
Boleh jadi
air yang berasal dari Pegunungan Rinjani ini mengandung banyak mineral yang
bermanfaat bagi kesehatan kulit. Mineral-mineral ini akan membantu menunda
penuaan dini dengan memberikan efek pelembapan. Apalagi dengan meminum air yang
kaya mineral, selain merupakan cara yang ampuh menunda proses penuaan,
berkhasiat menjaga kesehatan.
Jadi,
kalau ingin awet muda, murah saja. Cukup dengan membayar empat ribu rupiah,
rahasia awet muda sudah "diperoleh" tanpa perlu banyak membuang uang
di tempat-tempat berlabel beauty care. Saat berkunjung ke Taman Narmada di
Lombok, sempatkan diri menikmati kesejukan airnya atau minimal basuhlah muka kita
dengan air di lokasi ini.
III. Kesimpulan
Dalam
upaya pembangunan pariwisata berkelanjuta “sustainable tourism development”
harus memperhatikan kualitas serta penggunaan air yang baik dan benar seperti
halnya yang digunakan di dalam Taman Narmada tersebut dimana penggunaan air
alami zaman tanpa harus merusak ekosistem yang ada.
Penggunakan
sumber daya alam (SDA) secara baik dan bijak itu sangatlah penting guna menjaga
kelestarian lingkunagan yang lebih baik agar keadaan alam selalu seimbang
sekaligus sebagai salah satu langkah antisipatif dari bencana alam yang mungkin
saja terjadi.
Dengan pemanfaatan seumber daya alam termasuk
air secara tepat merupakan salah satu indikator terpenting pengembangan
pariwisata berkelanjutan dapat terwujud, karena air merupakan salah satu hal
terpenting dalam pembangunan kepariwisataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar